Tuesday 14 June 2016

cerita akhirnya bulan MEI :D



Yogyakarta 12 Juni 2016


Cerita ini hanya yang kurasa saj bukan maksud hati menyindir tau menyinggung seseorang tau sekelompok namun sebagai pelajaran untuk ku yang tak pintar ini.

Mei mungkin itu bulan tersibuk yang ku rasakan.. matahari mulai terbit dari timur membawa kesejukan dalam hal cinta, dan perasaan ini.

Sambil diringkan lagu dari Meghan Trainor ‘Better when I’m Dancing’ aku menulis ini. Hahaha....
Jam handphone ku berdering entah keras sekali mungkin karna aku disuruh bangun pagi lalu mandi, dan berdoa menghadap Tuhan untuk mejalankan rutinitasku. Teman serumahku sudah mulai berkotek tentang lagu-lagu barat tau ketimuran entah lah tau disedang memutar via viaan itu yang lagi terkenal tentah lah yang pasti sangatlah ribut dan sibuknya dia.
Setiap hari berangkat kampus, rumah, code, kopas tau gibol terus itu dan itu terus selama sebulan. Sibuk,. Ya itu yang dikata sangat sibuk.. bulan itu rencana buat judul festival anak codhe katanya. Ya katanya ketua yang ditunjung-tunjung. Sebut saja dia salah satu ketua yang cukup lah (endak ada kelebihan nya hehehe).
Aku agak rada lupa sebulan itu, mungkin jika aku ingat satu bulan ini tak kan cukup untuk menunggu ku bercerita. Emmm aku mulai tersenyum..

Yang aku ingat banyak hari yang ku lewatkan dengan bergumang dalam hati “kok, bisa gini?? Apa gunanya nya?? Kok santai banget? Kok endk ada geregetnya sih?? Apa yang dipikirin anak-anak sih? Kok aku sih? Kok aku diabaikan sih? Kok aku di kacangngin sih? Kok aku di giniin sih? Kok? Kok? Kok ?” semua kata itu keluar begitu saja dalam pikirku. Entah aku yang salah tak menunjukan atau memang mereka yang kurang peka atau mereka kurang dipekain. Entah lah itu ynag pasti aku gumungkan.

Wajahku mungkin tak berbentuk saat itu, apalagi aku pikirin tugas, terus itu terus semuanya deh tak bisa ku jabarkan terlebih itu sulit.

Waktu.. oh.  Waktu.. coba kau bisa berhenti bentar kasih ku merengangkan nafs yang telah sesak dengan gangunan dan pikiran tak henti ini..


12 Mei entah mengapa akau mengingat tanggal itu. Tanggal kelahiran ku, atau tak sebut dimana kau melihat dunia yang sedikit kejam ini. Semua orang seperti dihipnotis entah pada lupa atau ya dilupakan saja, entah lah. Hnaya segelintir saja yang mengucapkan tampa hadiah. Bukan masuk hati ingin muluk-muluk tapi aku merasa tak punya yang special deh. Sudah lah. Tapi lumayan ada dikit lah meski tampa telur, tepung maupun hadiah itu yang lumayan mengobati hati. Meskipun orang rumah juga sepertinya rodo lupa juga sih tapi tak apa lah sudah dan harus terbisa seprtinya.


Sibuk mungkin itu yang ku kata. Mengejar itu dan ini. Pangil itu, surat ini, senyum palsu, tawa terpaksa, wajah artis mungkin itu yang ku kata pada saat itu. Malas. Kata itu keluar tiba-tiba suatu pagi di ruang 3×4 aku menulis ini. Pikirku mulai me-hayal lagi. “Ah.. harus bangun lah.. bukan untuk mereka tap iuntuk adek-adek dan semua yang percaya dan yakin!” itu yang ku kata sepertinya.


Huf... capeknya H-1 hari terjadi sedikit kepanikan yang cukup menyiksa ya. Ya, banyak yang perlu dikoreksi perorang dan kesemunya, aku sendiri koreksi diri, ‘ dirimu tak becus eh’ itu yang ku kata didalam hati. Tapi ya sudah lah. Gejolak awan dingin menmbus kita. Awannya samar-samar entah aku rodo takut eh. Takut bnaget akan ada hujan yang tak henti membuat hati meringis benci. Aku mulai panik. H-beberapa jam tak tenangin diri dan mereka juga. Kami pasti  bisa. Kata itu membuat bisa dan berjalan meski rodo sebel dan awan itu belum lenyap juga dari kami. Sudah lah. Next, hari kedua pelaksanaan, huf lelah.. panggung belum terselesaikan, geleri masih kurang dan lain-lain... tapi.. senyum, semangat dan keyakinan dengan kepercayaan ini kami ambil dan hasilnya oke. Senyum dan tawa adik-adik dan kami juga indah nya.
Hari puncak malam, kami mulai panik. “oke tenang!” kata salah satu kawan. “kita bisa, yakin tak perlu takut!” gambatee kata orang Jepang. Semangat kami, dalam kurun waktu 2 jam panggung yang awal kosong menjadi indah dan oke lah bisa dibilang. Panggung berjalan licin dan lancar. Tapi masih ada lagi.
‘Tidur’ kata itu mungkin akan ku katakan lagi. ‘Ngatuk’ ya itu juga aku rasa. Wah sudah pagi dan itu masih harus persiapan ini itu. Wufh.. tak apa semangat lagi lah.


Surya telah beranjak dari peraduan seprtinya, mebawa cakra jingga dan putih melebur dalam biru itu.

Sudah menunggu ternyata mereka. Siap dengan segala pernak-pernik dan makan-minuman yang mereka bawa. Kegiatan penutup acara. Berjalan sukses.
Mungkin ada teman yang buat lebih panjang tentang ini ya. Aku cerita dikit ya.
Ujian-ujian dan itu terakhir berjala ncukup mulus dan susah. Sudah lah resiko jadi anak kampus.


Satu yang ku rasa bulan Mei. Hai Mei thanks you telah membuat hariku cukup penting meskipun aku belum menjadi penting dalam seseorang. Mei dan waktu mu telah mengajarkan ku akan bersabar dan dewasa dan juga menjadi wanita tangguh. Mei kau mengajrkan ku akan gila itu boleh asal ada batasnya. Mei, waktu bersama mereka tak kan ku lupa, bersama mereka aku belajar, bersama mereka (meskipun sering dicuekin) aku merasa apa adanya. Thank Mei. Semoga Mei-Mei esok kita ketemu dengan yang ada apanya. 


Afrida NCHS

Sebatas puisi.. !!
Untuk dirimu
Deras kali code mengantarku dalam dekap kagumku akan kamu
Waktu mu, ya waktu mu belum cukup untuk ku
Masih akan kah aku bertemu dalam deras ini
Hujan menuntunku kembali dalam
Dalam rasa yang sama yang dulu bukan untuk mu
Bukan unuk siapa-siapa
Mungkin ini lucu dalam rasa tak dimengerti ini
Waktu kan berbicara banyak
Waktu ku maupun kau
Aku terduduk dalam di atas rumah mendengar deras kali codhe
Entah sama siapa aku pun tak mengerti
Untuk dirmu yang tak tergambar oleh kabut.

aR
Yogyakarta, 12 Juni 2016

1 comment:

  1. ceritanya sungguh unik frid, ceritain yang lebih seru lagi. Jadi ketagihan.

    ReplyDelete